jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo mengapresiasi Halal Bihalal dan Forum Diskusi Panel Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GM FKPPI).
Di tengah sorotan publik atas pengesahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang telah direvisi, Dito memberikan dukungannya terhadap inisiatif GM FKPPI.
Kementerian Pemuda dan Olahraga menilai kegiatan ini sebagai ruang yang membangun nalar kritis dan semangat kebangsaan.
"Saya mendorong GM FKPPI untuk terus menyelenggarakan diskusi-diskusi konstruktif serta aktif memberikan informasi yang akurat di tengah maraknya penyebaran disinformasi, fitnah, dan kebencian yang mengancam kohesi sosial bangsa,” ujar Dito.
Diskusi panel menghadirkan dua tokoh pemikir kebijakan pertahanan dan transformasi sosial Dr. Rasminto, M.Pd., Direktur Eksekutif Human Studies Institute, dan Prof. Dr. Abdul Haris Fatgehipon, M.Si., Guru Besar Universitas Negeri Jakarta sekaligus pakar resolusi konflik dan relasi sipil-militer.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PP GM FKPPI, Shandy Mandela Simanjuntak, S.H., M.H.
Shandy dalam pidatonya menyampaikan keresahan generasi muda atas arah baru UU TNI yang dinilai sarat potensi ketimpangan kekuasaan antara sipil dan militer.
“Kami berasal dari keluarga besar pejuang. Darah TNI-Polri mengalir di tubuh kami. Tapi justru karena itulah kami paham bahwa kekuatan sejati militer terletak pada pengabdian, bukan dominasi. UU TNI yang baru disahkan harus melibatkan rakyat, terutama generasi muda yang akan mewarisi dampaknya,” ujar Shandy.