Balik Kucing

3 hours ago 2

Oleh: Dahlan Iskan

Balik Kucing

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Ini seperti kontradiksi dengan keinginan Anda. Pun keinginan negara maju. Namun, rupanya, apa boleh buat: Tiongkok kembali mengizinkan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.

Seluruh dunia sudah mengumumkan moratorium PLTU. Termasuk Tiongkok. PLTU lama, dipensiunkan lebih awal, bahkan yang kecil-kecil dibongkar.

Kian kecil PLTU itu kian boros batu bara. Juga kian banyak memproduksi polusi udara.

Yang dikategorikan kecil di Tiongkok adalah 300 Megawatt (MW) ke bawah. Itu sudah termasuk sangat besar untuk Indonesia.

Banyak PLTU di Indonesia yang ukurannya jauh di bawah itu: 100 MW, 50 MW, bahkan 25 MW.

Di Indonesia hanya beberapa saja yang ukurannya 600 MW. Hanya lima atau enam yang berukuran 1.000 MW: dua di Batang, Jateng; satu di Cilacap; dua lagi di Banten.

Di Tiongkok, waini, mayoritas PLTU berukuran 1.000MW. Sangat efisien. Juga lebih bersih polusi.

Kalau Anda lewat tol dari Cirebon ke Semarang, tengoklah ke kiri. Terlihat ada dua PLTU di sisi kiri jalan. Di Batang. Dua unit. Cerobongnya satu. Itu milik grup Adaro. Dua-duanya berukuran 1.000 MW.

Tiongkok memutuskan itu: mengizinkan kembali pembangunan PLTU batu bara. Syaratnya: harus lebih bersih polusi. Lebih bersih 5 sampai 10 persen dari PLTU lama.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|