4 Biang Kerok Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025: Efek Domino Kekalahan di Laga Pertama, Dibebani Ekspektasi Tinggi

10 hours ago 1

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 akhirnya mengukir pencapaian terburuk dalam rentang 14 tahun terakhir setelah gagal lolos ke semifinal cabang olahraga (cabor) sepak bola putra di SEA Games 2025.

Kegagalan yang diukir Timnas Indonesia U-22 memang cukup mengenaskan. Pada laga terakhir, skuad Garuda Muda berhasil menang dengan skor 3-1 atas Myanmar U-22 di 700th Anniversary Stadium, Chiang Mai, Jumat (12-12-2025) malam WIB.

Akan tetapi, kemenangan ini belum cukup untuk mengantarkan Garuda Muda lolos melalui jalur runner-up terbaik. Sebab, anak asuh Indra Sjafri gagal melampaui produktivitas gol Malaysia U-22, meski sama-sama mengantongi tiga poin dengan selisih gol (+1) dari dua laga.

Setidaknya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan skuad Garuda Muda gagal lolos ke babak semifinal untuk pertama kali dalam 14 tahun terakhir di ajang SEA Games ini.

Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Raut murung para pemain Timnas Indonesia U-22 terlihat jelas usai tersingkir pahit dari SEA Games 2025 meski menang 3-1 atas Myanmar di laga terakhir. Garuda Muda gagal ke semifinal karena kalah produktivitas gol dari Malaysia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Kekalahan Laga Perdana

Tak bisa dimungkiri, kekalahan mengejutkan yang diraih Timnas Indonesia U-22 dari Timnas Filipina U-22 menjadi faktor krusial di balik kegagalan ini. Hasil ini seperti memberikan efek domino yang menentukan langkah Garuda Muda berikutnya.

Pasalnya, dengan hasil 0-1 kontra Filipina tersebut, Timnas Indonesia U-22 sudah tidak bisa lagi mengandalkan kemenangan biasa pada partai berikutnya karena harus mengejar margin gol yang besar untuk bersaing di jalur runner-up terbaik.

Situasi ini tentu memberikan tekanan tersendiri bagi anak asuh Indra Sjafri. Mereka dihantui beban psikologis yang besar untuk bisa meraih kemenangan dengan selisih yang signifikan ketika bersua Myanmar.

Dengan demikian, kekalahan ini memang mengubah seluruh skenario kelolosan Timnas Indonesia U-22 di ajang ini. Jika saja hasilnya berbeda, peluang dan skenario Garuda Muda bisa jauh lebih enteng untuk diwujudkan.

Momen Kelengahan

Perjuangan Timnas Indonesia U-22 memang tak pernah lepas dari tekanan ekstra berat efek dari kelengahan para pemain di babak pertama. Skuad Garuda Muda selalu kebobolan terlebih dahulu di fase penyisihan.

Saat menghadapi Filipina, misalnya, Ivar Jenner dkk. secara mengejutkan kebobolan lewat gol Otu Banatao yang bisa memaksimalkan secondball di depan gawang Garuda Muda.

Sejak gol itu, skuad Garuda Muda kehilangan irama permainan. Mereka terlihat tergesa-gesa, baik dalam membangun serangan maupun menyelesaikan fase terakhir penyerangan sehingga berakhir kandas.

Momen yang sama juga terjadi saat melawan Myanmar. Gol Min Maw Oo pada menit ke-29 membuat anak asuh Indra Sjafri terjungkal. Margin gol yang harus dikerja jadi makin besar karena kebobolan ini.

Beban Ekspektasi Tinggi

Selain itu, perjuangan Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025 ini memang tak mudah. Skuad Garuda Muda dibebani ekspektasi yang tinggi karena status sebagai juara bertahan alias peraih medali emas pada edisi sebelumnya.

Status Indra Sjafri sebagai pelatih yang sukses mempersembahkan emas pada edisi 2023 juga menambah beban ekspektasi ini. Faktor ini diyakini ikut memberikan dampak psikologis bagi para pemain.

Selain itu, kesempatan yang didapatkan Indra Sjafri tergolong mewah. Dia bisa memanggil sederet pemain diaspora yang berkarier di luar negeri, seperti Ivar Jenner, Dion Markx, hingga Mauro Zijlstra, untuk membangun kekuatan yang diinginkan.

Lalu, keputusan pihak federasi dan I.League untuk meliburkan kompetisi BRI Super League meskipun tidak berada dalam agenda FIFA Matchday juga menjadi kemewahan tersendiri, meski hasilnya tidak sesuai pengorbanan yang dilakukan.

Buntu di Depan Gawang

Timnas Indonesia U-22 sebetulnya bisa bermain dengan dominan selama mengarungi fase penyisihan SEA Games 2025. Dalam dua laga, masing-masing melawan Filipina dan Myanmar, Garuda Muda bisa mendominasi penguasaan bola.

Selain catatan itu, skuad asuhan Indra Sjafri sebetulnya juga bisa melepaskan banyak sekali tembakan. Di laga pertama, misalnya, Garuda Muda melesakkan 14 shots, tetapi hanya tiga di antaranya yang mengarah ke gawang.

Sedangkan saat melawan Myanmar, Garuda Muda bisa menghasilkan total 22 tembakan, dan delapan di antaranya tepat sasaran. Sayangnya, hanya tiga di antaranya yang bisa dikonversi menjadi gol. Itu pun semuanya lewat skema bola mati.

Hal ini berarti, Timnas Indoneaia U-22 masih belum bisa mencari solusi untuk mencetak gol lewat skema permainan terbuka alias open play. Sebab, tiga golnya dicetak lewat sepak pojok maupun tendangan bebas.

Read Entire Article
Koran JPP|